Dia menilai polemik yang terjadi asal muasalnya memang adanya sikap intoleran yang dilakukan oleh pemilik warung.
"Memang inang inang itu yang salah. Emang sudah disuratin sama pihak terkait dan juga sudah ada teguran dari FPI tapi Inang itu yang bandal," ujar Mayasir pada wartawan, Sabtu (2/5/2020).
Pengurus PDPM sejak 2014-2018 ini pun menggambarkan bagaimana posisi lapo tuak yang memang mengganggu.
"Disamping rel yang dilalui kendaraan. Semua manusia yang lalu lalang disitu pasti melihat tingkah mereka dan di tempat itu juga sebagian supir angkot nitra 08 beristirahat sambil minum tuak," jelasnya.
Mayasir menuturkan bahwa keributan terjadi sebenarnya merupakan puncak dari keresahan warga yang dirasakan jauh sebelumnya. "Sebelum ramdhan memang juga udah mau kami tutup. Soalnya supir angkot sembarangan parkir menghambat jalan jadi membuat macet," ujar Mayasir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar